Wahai kita...
Yups... kita (pergabungan dua kata dari kata diri ku dan diri mu) *Ciyeee....
Sejak diri ku merangkak menterjemahkan sikapmu, bertatate membaca fikiran mu , berjalan perlahan menuju hati mu hingga ku ketahui rasa yang diri mu miliki. di mana rasa itu sama seperti rasa yang diri ku miliki. bermula dari situ lah kata yang berlabelkan kita tercipta.
Wahai kita...
Kita yang saling berusaha untuk memantaskan diri, menjaga pandangan serta menjaga hati satu sama lain. kita yang sekarang tak semuda seperti hal nya dahulu. kita yang tak ingin ikatan setipis tali yang mudah putus. Yang kita inginkan tentunya ikatan sakral yang menuju jannah.
Wahai kita...
Di zaman sekarang, ikatan sakral itu tentulah tak terlepas dari yang namanya materi. Materi yang nominal nya sulit diterima akal sehat. besarnya nominal tuk hal itu bikin kita terkadang lemah, karna secara akal sehat, rasanya tidak mungkin tuk memiliki nominal sebesar itu bila bercermin dari income kita. namun, percaya kan lah semuanya kepada ALLAH SWT wahai calon imam ku, IA tak kan mungkin menelantarkan hambanya yang ingin menunaikan ibadah. Berprasangka baik lah pada NYA, bahwa kita akan diberikan jalan kemudahan untuk menuju kehalalanNYA. *Aamiin...
Wahai kita...
Ikatan sakral juga menyatukan dua belah keluarga, yakni keluarga diri ku dan keluarga diri mu. Dari masing - masing keluarga tentunya ada persepsi yang berbeda. Namun, janganlah menjadi kan perbedaan itu sebagai jurang pemisah antara kita, baik dalam hal apapun termasuk dalam hal ikatan sakral tadi. Ketahui lah wahai calon imam ku, keluarga ku tak serumit pelajaran yang engkau emban. mereka orang tua yang sederhana. pemikiran mereka tentang nominal dan materi tak sesulit mencari hasil dari sebuah soal matematika yang paling sulit sekali pun yang terkadang bila diri mu telah mencoba mencarinya dengan rumus yang tepat namun pilihan jawabannya tak ada. (TIDAK SESULIT ITU). Mereka sesederhana cinta kita yang berbentuk segitiga sama sisi. Jika kita telah saling sama, diri mu siap dan diri ku pun begitu serta ALLAH meridhoi maka orang tua ku pun begitu. dan semoga keluarga mu juga begitu terhadap diri ku yang tak sesempurna wanita sholeha.
Wahai kita...
ketika berbicara tentang kesempurnaan diri, ingatlah juga bahwa diri ku tak sempurna wanita sholeha. diri ku ini masih jauh dari kata sholeha. namun, perlu diri mu ingat 'ketika diri ku tak sempurna, hal yang paling membanggakan yaitu ketika di dalam diri ku memiliki kemauan untuk bermuhasabah". Terimalah kekurangan ku seperti hal nya diri ku menerima kekurangan mu dalam bentuk apa pun.
Wahai kita...
Di penghujung tulisan ku ini, ku tak akan pernah bosan menyebutkan nama ku dan nama mu di setiap ibadah wajib, sunnah, di sela2 adzan dan iqomah dalam bentuk untaian doa dan harapan ku. Mudah - mudahan ALLAH SWT satu pemikiran dengan kita sehingga IA meridhoi hubungan kita.
Aamiin....
Wahai kita...
Tetaplah optimis, positive thinking, husnudzon & istiqomah to ALLAH SWT
:-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar