Assalamualaikum...
Dear dirimu
Dirimu yang saat ini masih kunantikan
Namamu yang masih setia diriku sebut dalam setiap doa-doaku
Dirimu, sehatkah kamu?
Dirimu, masihkah kamu mempertahankan namaku? seperti setianya diriku padamu?
Dirimu...maafkan diriku yang tak lagi menyapa mu.
Hal ini terjadi bukan karena diriku lupa akan dirimu.
Hanya saja diriku mengalami penurunan rasa keberanian dalam menyapamu.
Diriku takut...
Takut sapaan ku kelak mengganggu kegiatanmu.
Takut sapaan ku membuatmu bosan
Takut sapaan ku malah menjadikan mu ilfeel
Jika dirimu beranggapan bahwa diriku tak merindu mu, itu SALAH...
Bahkan salah besar!
Justru, rinduku lah yang semakin membesar ketika ku tak menyapamu
Diriku tau betul, dirimu tak akan memulai bila diriku tak memulai.
Jika dirimu berfikir bahwa diriku tak peduli akan dirimu, itu SALAH
Bahkan salah besar!
Justru, peduliku lah yang besar sehingga diriku ingin melakukan hal yang terbaik yang ku bisa.
Yang terkadang diriku tak berfikir jauh sebelum melakukannya.
Jika dirimu berimajinasi diriku mulai menjauhimu, itu SALAH
Bahkan salah besar!
Justru diriku semakin mendekatkan diri pada sang pencipta KITA.
Diriku lafalkan satu nama, yaitu nama dirimu dalam ibadah wajib dan sunahku.
Wahai dirimu....
Bilamana perasaan takut dan alasan yang diriku rasakan itu benar adanya,
Tolong bicarakan padaku.
Tolong bicarakan padaku.
Jangan berikan ku sinyal yang tak mampu ku pahami. Karena, ini kali pertamanya diriku mengenal karakter seperti dirimu. Sesungguhnya dirimu masih teramat misterius bagi diriku.
Diriku akan mempersiapkan diri tuk hadapi kejujuran yang akan menyakitkan itu.
Jangan khawatikan kesakitan yang diriku terima bila kau hendak bicara akan sebuah kejujuran.
Karena kesakitan yang ku rasakan akan segera terobati bila dibandingkan dengan ketidakjujuran yang dirimu simpan hingga ku harus menghabiskan sisa hidupku didalam fiktif belaka.
Dirimu...
Segeralah doakan diriku untuk memiliki keberanian dalam menyapamu lagi.
TERUNTUK DIRIMU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar