Senin, 22 Juni 2015

Ceritaku di pertengahan tahun 2015



diklat in Padang


Tertanggal 31 mei 2015 diantara suasana pagi menjelang siang, tiba2 aku mendapatkan kabar dari DEPAG yang menginstruksikan aku tuk mengikuti diklat di kota nan jauh di mato “ Padang”.
Perasaan ku saat itu sungguh bagaikan permen nano, makanan gado-gado dan minuman sup buah. (Nah..lho, kebayangkan kek gimana yang gw rasakan saat itu). Ini kali pertamanya aku mengikuti diklat di luar kota ku tercinta (Jambi), jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Dan ini berlangsung selama LIMA BELAS hari. (huhuhu….bagi ku seh sesuatu bingidz). Dengan berbagai support dari orang terdekat ( kepsek beserta kanti ku di skul dan keluarga), aku pun memberanikan diri mengikuti diklat tersebut dengan membaca basmallah.
The journey begins! Broommm….broommm…broommm
Perjalanan yang memakan waktu enam belas jam itu, sungguh membuatku tak berdaya dikarenakan aku hang over by land (Bahasa kerennya tu mabuk darat). Hiks…hiks…hiks…
Sesampainya di Padang, aku tinggal di asrama. Asramanya sungguh nyaman. Fasilitas kamarnya memuaskan. Dan yang tak kalah serunya, aku bertemu saudara/i baru dari padang dan Jambi (sudah pasti) serta Riau dan juga Kepulauan Riau. Mereka benar-benar keluarga baruku yang luar biasa. Gokil abezzzz!!! Tiada hari tanpa canda gurau. Tingkat solidaritas yang tinggi menyertai mereka pula.
Hari-hari ku disana di sibukan dengan kegiatan yang bener-bener menambah segala hal, baik dalam bidang profesiku sebagai guru maupun sosial dan budaya. Bertemu widyaswara/i membuatku menggubah mimpiku. Ya walaupun antara widyaswara/i dan dosen beti (beda tipis)
Saat disana, aku dan saudara/i ku melakukan observasi lapangan ke salah satu Madrasah yang ada di Padang panjang. Kami pun di sambut bagaikan penyanyi ala Dahsyatnya. Sorakan dan tarian dari siswa/i madrasah bergeming senada dengan irama musik yang mereka mainkan.
Lima belas haripun berlalu begitu cepat bagaikan kilat. Saatnya aku dan saudaraku berpisah. Tangis harupun tercipta . Seolah tak rela namun aku pun tak munafik tuk tetap bertahan lebih lama lagi. Perpisahan harus tetap terjadi sebagai mana akan terjadi pada setiap makhluk hidup. Dan inilah penggalan kalimat antara kami;
“Suke tak suke kite mesti balek ke daerah asal kite”(Logat saudaraku dari kepri-Natuna),
Inyong kan rindu sama sampean” ( logat saudaraku dari Riau, tapi dy keturuan Jowo)
Jangan wa’ang lupo jo ambo bilo mano wa’ang sudah di kampuang halaman tu” ( Logat saudaraku dari Padang)
“Sayo dak akan lupokan pertemuan  kito ko sampai kapan pun“ ( Jawab orang Jambi)

Salam sayang dan kangen selalu buat kalian semua *big hug

It’s really unforgettable and precious experience for me in my life. Actually, one of my dream to teach at school is able to have a journey like a study tour. Since 2012, it has been my dream. Now, Allah makes it come true just for me. Thanks a million Allah. Your plan always comes in the right time.
Always remind me to keep istiqomah in your way”

2 komentar: