diklat in Padang |
Tertanggal 31 mei 2015 diantara suasana pagi
menjelang siang, tiba2 aku mendapatkan kabar dari DEPAG yang menginstruksikan
aku tuk mengikuti diklat di kota nan jauh di mato “ Padang”.
Perasaan ku saat itu sungguh bagaikan permen
nano, makanan gado-gado dan minuman sup buah. (Nah..lho, kebayangkan kek gimana
yang gw rasakan saat itu). Ini kali pertamanya aku mengikuti diklat di luar
kota ku tercinta (Jambi), jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Dan ini
berlangsung selama LIMA BELAS hari. (huhuhu….bagi ku seh sesuatu bingidz). Dengan
berbagai support dari orang terdekat ( kepsek beserta kanti ku di skul dan keluarga),
aku pun memberanikan diri mengikuti diklat tersebut dengan membaca basmallah.
The
journey begins! Broommm….broommm…broommm
Perjalanan yang memakan waktu enam belas jam
itu, sungguh membuatku tak berdaya dikarenakan aku hang over by land (Bahasa kerennya
tu mabuk darat). Hiks…hiks…hiks…
Sesampainya di Padang, aku tinggal di asrama.
Asramanya sungguh nyaman. Fasilitas kamarnya memuaskan. Dan yang tak kalah
serunya, aku bertemu saudara/i baru dari padang dan Jambi (sudah pasti) serta
Riau dan juga Kepulauan Riau. Mereka benar-benar keluarga baruku yang luar
biasa. Gokil abezzzz!!! Tiada hari tanpa canda gurau. Tingkat solidaritas yang
tinggi menyertai mereka pula.
Hari-hari ku disana di sibukan dengan
kegiatan yang bener-bener menambah segala hal, baik dalam bidang profesiku
sebagai guru maupun sosial dan budaya. Bertemu widyaswara/i membuatku menggubah
mimpiku. Ya walaupun antara widyaswara/i dan dosen beti (beda tipis)
Saat disana, aku dan saudara/i ku melakukan observasi
lapangan ke salah satu Madrasah yang ada di Padang panjang. Kami pun di sambut
bagaikan penyanyi ala Dahsyatnya. Sorakan dan tarian dari siswa/i madrasah
bergeming senada dengan irama musik yang mereka mainkan.
Lima belas haripun berlalu begitu cepat
bagaikan kilat. Saatnya aku dan saudaraku berpisah. Tangis harupun tercipta . Seolah
tak rela namun aku pun tak munafik tuk tetap bertahan lebih lama lagi.
Perpisahan harus tetap terjadi sebagai mana akan terjadi pada setiap makhluk
hidup. Dan inilah penggalan kalimat antara kami;
“Suke tak suke kite mesti balek
ke daerah asal kite”(Logat
saudaraku dari kepri-Natuna),
“Inyong kan rindu sama sampean” ( logat
saudaraku dari Riau, tapi dy keturuan Jowo)
“Jangan wa’ang lupo jo ambo bilo mano wa’ang
sudah di kampuang halaman tu” ( Logat saudaraku dari Padang)
“Sayo dak akan lupokan
pertemuan kito ko sampai kapan pun“ ( Jawab orang Jambi)
Salam sayang dan kangen selalu
buat kalian semua *big hug
It’s really unforgettable and precious
experience for me in my life. Actually, one of my dream to teach at school is
able to have a journey like a study tour. Since 2012, it has been my dream.
Now, Allah makes it come true just for me. Thanks a million Allah. Your plan
always comes in the right time.
“Always
remind me to keep istiqomah in your way”
nice
BalasHapusunforgetable moment
BalasHapus