Rabu, 09 September 2015

Badai kehidupan


Tubuh ku bagaikan mayat hidup. Bertulang namun tak banyak daging yang ku miliki. Sempoyongan dan berjalan tak tentu arah. Dibenak ku terdapat beban yang bercabang- cabang. Tubuh ku kaku untuk tersenyum ceria dan menghembuskan berjuta kata candaan. Aku tak seperti dulu lagi. Walau beban ini bukanlah yang pertama  kalinya menyelimuti hari- hari ku. Ini kali kesekiannya tsunami, badai bahkan angin putting beliung menerpa kehidupan ku. Namun aku tak mampu menjadi masjid kokoh di Aceh yang mampu menangkis gelombang tsunami itu, aku tak mampu pula menjadi dataran yang tetap konsisten bila mana badai angina putting beliung menegurnya.
Ya…itulah gambaran sesosok makhluk itu. Cobaaan hidup itu membuatnya menjadi tak bersemangat seperti sedia kala. Ia memilih untuk menutup diri bukan karena kemauan nya namun lebih karena efek samping dari beban yang selalu hadir dalam hidupnya sejak 2007 lalu yang tiada pernah absent tuk hadir hingga tahun 2015. Cobaan itu bener – bener telah mengubah hidupnya.
Terkadang ia sendiri sadar, ini semua merupakan pilihan. Memilih untuk selalu menjadi mayat hidup ataukah ingin menjadi makhluk hidup yang seutuhnya. Namun, ketika ia memilih untuk menjadi makhluk hidup yang seutuhnya, ada saja tanda – tanda tsunami yang akan menyapa hari – harinya. Sehingga ini membuatnya kembali menjadi mayat hidup yang tak berdaya.
Berbagai referensi artikel ia coba tuk baca agar ia mampu tuk terima takdir yang telah di tetapkan buatnya, namun hal ini hanya bersifat sementara. Curhat kepada sang khaliq selalu di lakukannya. Lagi –lagi ia hanya mampu bertahan dalam waktu singkat. Menurut nya hanya ada satu keajaiban yang mampu membuatnya menjadi makhluk hidup yang seutuhnya. Keajaiban itu terletak pada kuasa sang khaliq. Andai saja sang khaliq mau mengabulkan beberapa pinta sang mayat hidup, maka ia mungkin mampu menjadi makhluk hidup seutuhnya.
Dalam hal ini ia tak bermaksud menyalahkan sang khaliq. Ia hanya sekedar mengharap padanya dalam mengandai – andai. Ia juga menyadari bahwasanya cobaan ini mungkin memang sudah menjadi ketetepan sang khaliq bagi nya. Cobaan yang mungkin mampu menghapus dosa –dosa yang telah ia perbuat secara sengaja baik lisan maupun berupa tindakan nyata. Sang khaliq lebih mengetahuin man yang terbaik untuk setiap makhluknya termasuk mayat hidup seperti nya.

Baginya menjadi mayat hidup merupakan pilihan yang tepat untuk saat ini sambil menunggu keajaiban sang khaliq yang maha pemurah dan diiringin usaha tuk selalu menjadi makhluk yang seutuhnya. “ Sang khaliq, tolong bantu ia keluar dari belenggu cobaan ini.” Amiinnn

1 komentar: